Mengenalkan Konsep Berhitung Perkalian Kepada Anak-Anak
Info Utama: Soft Pulsa Murah
Matematika merupakan ilmu tentang suatu bilangan, keterkaitan antar bilangan serta Langkah
langkah operasional yang akan digunakan dalam menyelesaikan masalah mengenai bilangan
(Indonesia, 2005). Matematika (dalam bahasa inggris mathematics) yang berasal dari kata latin
Mathematica, kata latin matematika ini diambil dari bahasa Yunani, yaitu Matematike, yang berarti
”relating to learning”. Perkataan ini mempunyai kata Mathema yang berarti knowledge, science
(Suherman). Matematika memiliki gagasan yang tertata secara logis, yang artinya matematika memiliki
sifat abstrak. Yaitu berkenaan dengan konsep-konsep yang abstrak dan penalaran deduktif (Hudojo,
2003) .
Pembelajaran matematika merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai bilangan bilangan
dan keterkaitan antar bilangan dan operasional untuk meyelesaikan suatu soal. Pembelajaran
matematika yang paling utama adalah supaya anak anak mengetahui dasar-dasar pembelajaran
berhitung matematika, sehingga nantinya anak anak akan lebih siap untuk mengikuti pembelajaran
matematika di jenjang selanjutnya yang lebih kompleks. Pembelajaran matematika anak usia dini perlu
ditingkatkan pada konsep dasar seperti bab penjumlahan dan pengurangan. Akan lebih baik untuk anak
anak supaya menguasai pendidikan yang ada keterkaitannya dengan matematika, supaya anak lebih
memahami suatu konsep dan tidak terjadi kesalahan saat memahami suatu konsep, tidak lupa juga untuk
menggunakan media pembelajaran yang sangat menarik untuk anak, sehingga anak menjadi lebih
memperhatikan, aktif, tertarik, dan nyaman pada saat pembelajaran matematika.
Berhitung juga tidak dapat dipisahkan dari penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan
pembagian. Berhitung sangat perlu dipelajari agar kelak anak anak bisa mempergunakan hal tersebut
saat dewasa, karena dalam kehidupan sehari hari matematika itu sangat diperlukan seperti di tempat
kerja atau tempat lainnya. matematika juga wajib dikuasai oleh semua tingkatan pelajar di sekolah
manapun dan di kelas berapapun. Dalam pembelajaran matematika kita sangat membutuhkan suatu
media pembelajaran agar anak tidak merasa bosan dan jenuh. Dengan menggunakan media
pembelajaran, anak anak dapat lebih cepat menangkap pesan yang biasanya bersifat abstrak saat guru
sedang menjelaskan dan pesan tersebut dapat diubah menjadi pesan yang lebih kongkrit atau lebih
nyata, contohnya seperti media bahan alam.
Media bahan alam adalah salah satu jenis media visual yang mudah ditemukan disekitar
lingkungan kita dan anak anak. Bentuk dan warna-warna yang berasal dari bahan alam dapat membuat
siswa tertarik untuk memahaminya. Media bahan alam yang digunakan guru untuk pembelajaran dapat
menjadi media yang menarik untuk anak dalam pengenalan konsep perkalian. Sehingga kami peneliti
tertarik untuk menggunakan media tersebut dengan tujuan penelitian ini supaya anak dapat mengetahui
dasar-dasar pembelajaran berhitung atau matematika terkhusus pada perkalian dasar, nantinya anak
anak pun akan lebih siap mengikuti pembelajaran matematika pada jenjang pendidikan yang lebih
kompleks. Selain itu, pendidik juga dapat lebih terlatih dan terinovasi dengan memanfaatkan bahan -
bahan alam yang dapat digunakan untuk proses pembelajaran anak didik di sekolah.
METODE PENELITIAN
Jurnal ini menggunakan metode penelitian literature review atau tinjauan literatur yang
menggabungkan teori-teori yang relevan dengan menggunakan studi kasus. Bagian ini mengkaji konsep
dan teori yang diambil dari literatur yang tersedia, terutama dari artikel yang diterbitkan di berbagai
jurnal ilmiah. Dengan bantuan tinjauan pustaka, konsep atau teori yang menjadi dasar penelitian
terbentuk.
Kajian pustaka atau penelitian kepustakaan merupakan kegiatan wajib dalam penelitian,
khususnya penelitian akademik, yang tujuan utamanya adalah menyebarluaskan aspek teoritis dan
aspek praktis. Dilihat dari jenis penelitiannya, penelitian kepustakaan dalam penelitian, yaitu.
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan bahan atau tulisan ilmiah, yang tujuannya
menggunakan objek penelitian atau mengumpulkan informasi tertulis atau survei untuk memecahkan
suatu masalah, terutama difokuskan pada kritis. dan studi mendalam tentang bahan sastra yang relevan.
Sebelum melakukan penyelidikan tentang bahan pustaka, peneliti terlebih dahulu harus
mengetahui asal usul informasi ilmiah yang akan diperoleh. Beberapa asal yang digunakan antara lain;
buku teks, jurnal ilmiah, referensi statistik, disertasi, tesis, disertasi, dan internet serta sumber lain yang
relevan.
HASIL PENELITIAN
Johan Heindrick Pestalozzi mengatakan sebagai berikut “Cara terbaik anak usia dini untuk
mempelajari macam macam konsep melalui berbagai eksperimen yang mencakup menghitung,
mengukur, mencium, dan menyentuhnya.”. Matematika sangat berperan penting dalam kurikulum anak
usia dini. Anak-anak balita atau anak anak dibawah usia lima tahun yaitu usia tiga, empat, dan lima
tahun dalam proses mengembangkan keterampilan-keterampilan kognitif yang mungkin saja membantu
mereka untuk berpikir dan bernalar tentang bilangan-bilangan dalam matematika.
Anak-anak mencoba mengukur sejak dini, biasanya guru guru mengajarkan cara mengukur
dengan menggunakan ukuran yang tidak standar, seperti “banyaknya buah” atau menggunakan cara
lainnya. Pada jenjang TK anak anak belum diperkenalkan pengukuran standar seperti kilogram dan
sentimeter, mereka akan diperkenalkan materi tersebut jika anak ana sudah memiliki banyak
pengalaman dalam mengukur suatu benda seperti mengukur satuan benda buah, pensil, kertas, dll. Saat
anak-anak tumbuh dan guru dapat menyebutkan unit standar kapan pun ada kesempatan (Harjanto,
2011).
Matematika yang digunakan anak anak TK untuk belajar sangat berbeda dengan matematika
yang digunakan untuk siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menegah Pertama (SMP), dan Sekolah
Menengah Atas (SMA). Pengetahuan matematika dapat dikenalkan sejak usia dini (0-6 tahun). Konsep
matematika banyak kita temukan di masa kanak-kanak melalui kegiatan bermain mereka. Ini bisa dilihat melalui menuangkan air, membagi makanan, dll. Konsep matematika yang diajarkan kepada kelompok
usia 3 sampai 6 tahun sebagai berikut:
a) Pengenalan konsep bilangan, hal yang paling dasar dalam matematika adalah bilangan. Jadi
guru mengenalkan konsep bilangan kepada anak anak dengan melakukan berbagai cara. Bisa
dilakukan dalam kegiatan sehari-hari yang melibatkan angka, anak mulai mengembangkan
pemahaman mereka tentang konsep angka.
b) Mengenali pola dan hubungan, Pola adalah rangkaian objek yang memuat warna, bentuk,
angka, atau kejadian. Untuk membantu anak mengenali pola dan hubungan, anak membutuhkan
banyak pengalaman untuk mengenali dan memanipulasi objek serta mencatat persamaan dan
perbedaannya. pola dan hubungan dapat meningkatkan kemapuan anak dalam memahami suatu
pelajaran tentang suatu hubungan. Dalam serial tersebut, anak harus bisa meningkatkan pola
secara berurutan. Sedangkan dalam hubungan fungsional, anak harus bisa mengembangkan
hubungan.
c) Mendeskripsikan suatu keterkaitan antara ruang dan geometri, maksud dari pengertian tersebut
adalah, mengenal bentuk-bentuk geometris seperti segitiga, kotak, bujur sangkar, dan lingkaran
yang identik dan posisinya dalam ruang. memperkenalkan hubungan antara ruang dan geometri
pada anak anak dapat di implementasikan dengan membuat sebuah aktivitas bermain sambil
mengamati berbagai benda yang ada di sekitarnya. Anak-anak akan mengetahui bahwa satu
benda memiliki bentuk yang sama dengan benda lainnya.
d) Memperkenalkan konsep pemilihan kelompok, Seleksi dan pengelompokan mencakup
kemampuan untuk mengamati dan merekam kesamaan dan perbedaan antar objek. Anak usia
dini belajar dengan melihat-lihat, mendengar, meraba, mengecap, menghirup bau bau tertentu
dari benda yang merka mainkan, sehingga mereka dapat membedakan dan menyamakan suatu
benda yang mereka mainkan.
e) Konsep pengukuran, kreativitas sangat dibutuhkan anak anak untuk melakukan suatu
pengukuran. Pada mulanya, anak mengukur suatu benda dengan cara yang alami, tetapi
sebelum memulai sebuah pengukuran anak anak harus diperkenalkan dahulu mengenai konsep
panjang, pendek, enteng, berat, lambat dan cepat. Setelah itu, anak didorong untuk
menggunakan alat ukur alami, seperti jengkal tangan, tali sepatu, langkah kai, dll. Lalu
selanjutnya, anak dianjurkan untuk mempergunakan jam dinding, penggaris, timbangan,
meteran.
f) Mengumpulkan, mengelola, dan menampilkan data, Mula-mula anak tertarik pada mainan yang
disukainya tanpa kriteria/syarat tertentu, lalu ia mendapatkan mainan tersebut sesuai
keinginannya sesuai dengan kriteria tertentu seperti tinggi pendeknya mainan, fisik mainan
tersebut, warna atau jumlahnya. Anak usia dini bisa melihat bermacam macam jenis analisis
dan informasi melalui bagan, seperti bagan permainan atau perangkat bermain favorit (Hartanti,
2017).
Menurut pengertian di atas, matematika prasekolah adalah salah satu matematika yang dipelajari
khusus untuk usia prasekolah. Tidak seperti matematika pada biasanya. Matematika prasekolah sering
kali lebih menekankan pada kegiatan yang mengandung unsur matematika dasar. Tidak dianggap
mementingkan hasil/nilai anak tersebut, tetapi lebih mementingkan pengalaman bagi anak-anak dan
memecahkan masalah sehari-hari.
Perkembangan matematika sejak dini bis akita implementasikan dengan menggunakan suatu
unsur permainan yang sederhana, bermacam macam, dan efisien untuk dilakukan dalam kehidupan
sehari hari. Bila digunakan untuk memperkenalkan konsep-konsep matematika, seperti
memperkenalkan, warna, fisik benda, waktu, bilangan, pasangan, dan kelompok. (Hayuningtyas, 2014).
Dalam pengembangan ini kita dapat menggunakan media permainan sambil belajar perkalian dengan
menggunakan bahan alam seperti daun, batu, batang pohon, dll.
Perkalian adalah operasi matematika untuk menskalakan satu angka ke angka lainnya. Operasi
ini adalah salah satu aritmatika dasar (yang lainnya adalah tambah tambahan, kurang kurangan, dan
pembagian). Perkalian adalah “penjumlahan atau penjumlahan dari bilangan yang sama. Misalnya, 5 +
5 + 5 + 5 adalah penjumlahan berulang dan dapat dinyatakan sebagai 4 x 5 dan disebut perkalian 4 dan 5 "(Djafar, 2008). Pada tahun-tahun pertama kehidupan, anak-anak belajar penjumlahan, pengurangan,
pembagian, dan perkalian. Namun, pendekatan tradisional untuk menerapkan keterampilan ini bukanlah
bahwa semua anak siap secara kognitif. Ketika guru menggunakan pendekatan konstruktif dan
membiarkan anak bekerja dengan materi dan mengalami pemahaman aritmatika sambil memecahkan
masalah dunia nyata, anak akan mampu mengikuti dan menyelesaikan tugas dengan lebih baik.
Thurstoe mengatakan bahwa kognitif merupakan jelmaan dari kemampuan primer, yaitu
kemampuan untuk: bahasa (pemahaman ucapan), ingatan (memori), penalaran atau pemikiran logis
(argumen), pemahaman spasial (faktor spasial), angka (kemampuan usaha), kefasihan penggunaan kata
(kata-kata), dan observasi cepat dan cermat (perceived speed). (Sujiono, 2009). Oleh karena itu, para
pengajar harus membantu anak mencapai kemampuan tersebut dan para guru harus membangkitkan
semangat anak untuk berani meningkatkan kemampuan kognitifnya.
Dalam pembelajaran, peran guru adalah sebagai fasilitator sekaligus motivator bagi siswanya.
Oleh karena itu, guru harus memiliki cara cara pembelajaran yang baik dan benar karena dapat
menentukan keberhasilan akademik siswanya. Dalam hal pendidikan, guru juga harus memahami
bagaimana memilah media dalam pembelajaran. Media apapun yang akan digunakan dalam
pembelajaran adalah belajar sambil bermain. Media yang digunakan dalam perkembangan kognitif
berfungsi terutama untuk mengembangkan aspek-aspek pendidikan anak usia dini, aman bagi anak,
dirancang untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas, serta dapat digunakan dalam berbagai cara,
bentuk, dan tujuan yang berbeda dalam aspek pengembangan atau manfaat yang multiguna. (Kurnia,
2018).
Dalam perkembangan kognitif anak, untuk menyampaikan pelajaran, guru membutuhkan
fasilitas belajar. Media pembelajaran merupakan alat yang membentuk proses belajar mengajar (M.
Mahbub Z, 2016). Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk merangsang perkembangan kognitif
anak usia dini adalah media bahan alam yang ada disekitar anak anak. Media bahan alam datang dalam
berbagai bentuk, jenis dan tipe fisik lainnya. Anak dapat bermain dengan cara menamai, menghitung,
menjumlahkan dan mencocokkan untuk aspek perkembangan yang maksimal. Prinsip melakukan
permainan berhitung di taman kanak-kanak dilakukan dengan permainan berhitung yang diberikan
secara bertahap, dimulai dengan menghitung benda atau mengalami kejadian tertentu dan melalui
tingkat kesulitannya. (Erlina, 2018).
Berhitung merupakan bagian dari proses perkembangan kognitif, maka sebagai seorang pendidik
penting untuk menciptakan motivasi yang baik agar kemampuan kognitif siswa meningkat. Untuk
mengembangkan kemampuan kognitif siswa, guru melakukannya secara bertahap. Anda bisa mulai
dengan menghitung apa saja yang ada di lingkungan sekitar, seperti benda-benda di alam, jumlah
keluarga, benda-benda yang sering dimainkan anak-anak, dan sebagainya.
Media pembelajaran pada hakekatnya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari bagian
pendidikan PAUD. Proses pembelajaran tidak dapat berjalan efektif tanpa adanya media. Media
pembelajaran awal sangat penting jika memiliki hal hal sebagai berikut: (1) Biarkan dia berhubungan
dengan lingkungannya, (2) Anak menjadi konsisten dalam pembelajaran, (3) Merangsang motivasi
belajar anak, (4) Pembelajaran disajikan secara terus menerus dan dapat diulang sesuai kebutuhan, (5)
Sajikan pengetahuan dan informasi kepada semua anak secara serentak, (6) Melampaui batas ruang dan
waktu, (7) Mengontrol kecepatan belajar anak.
Bahan alami adalah bahan yang ada di lingkungan alam. Bahan alami mudah ditemukan di
lingkungan anak, diperoleh di luar atau di dekat rumah. Penggunaan bahan alami dapat digunakan untuk beberapa benda. Memanfaatkan lingkungan alam merangsang bakat dan potensi anak karena: (1) Alam
umumnya tidak ada habisnya, (2) Alam tidak dapat diprediksi, (3) Alamnya sangat kaya, (4) Alam
sangat indah, alam sangat segar, (5) Alam telah menciptakan banyak tempat, dan (6) Alam bisa menjadi
santapan sehat (Fauziah, 2013).
Media yang mengandung bahan alam seperti biji-bijian dapat dijadikan sebagai konteks
pembelajaran bagi anak dalam membangun pengetahuan baru, mempelajari nilai-nilai sosial budaya
secara ekonomi, serta suka mengembangkan dan mempraktekkannya di dunia nyata. (Vandermaas-
Peeler & & McClain, 2015). Benda fisik alam adalah benda nyata yang tampak jelas dan nyata dari segala arah, dimana benda tersebut dapat mengungkapkan konsep abstrak menjadi konsep konkrit yang
digunakan sebagai bahan ajar. Anak-anak dengan mudah menyerap pengalaman melalui benda-benda
konkrit atau nyata (Yuliani, 2009).
Objek yang nyata dan spesifik untuk masa kanak-kanak juga dianggap sangat penting pada semua
tahap perkembangannya. Dalam pandangan Piaget dari Suyanto yang menegaskan pentingnya benda-
benda nyata untuk pembelajaran pada anak usia dini, karena masa kanak-kanak merupakan peralihan
dari tahap pra operasional ke tahap operasional, sistem operasi konkrit. (Suyanto, 2005). Melalui alam,
anak-anak akan belajar dengan bermain di sekitarnya. Lingkungan alam mempengaruhi perkembangan
fisik anak, sekaligus memberikan pengalaman bermain yang nyata bagi anak. Anak-anak dapat
langsung belajar tentang tumbuhan, hewan, tanah, bebatuan, pasir, kerikil, batu bata, dahan pohon, dan
lainnya.
PEMBAHASAN
Pada dasarnya pembelajaran matematika bab perkalian dan pembagian masih sangat asing bagi
anak usia dini, oleh sebab itu pembelajaran matematika permulaan AUD masih mengenai pengenalan
angka, pengenalan pola dan hubungan, mengenalkan hubungan antara ruang dengan geometri,
mengenalkan konsep pemilihan dengan pengelompokan, mengenalkan konsep pengukuran,
pengumpulan, pengaturan dan kumpulan data, penambahan, dan pengurangan.
Perkalian dengan penambahan sangat berkaitan, karena di dalam perkalian itu seperti
menambahkan angka secara berulang-ulang, contohnya seperti pada perkalian 3 x 5 yaitu 3 + 3 + 3 + 3
+ 3 kemudian anak hanya perlu menjumlahkan bilangan tersebut. Tetapi untuk melakukan pembelajaran perkalian pada anak usia dini, sebaiknya anak diharapkan dan dianjurkan agar melancarkan
pembelajaran pertambahan dahulu agar saat menghitung perkalian tersebut menjadi lebih mudah
dipahami.
Ada beberapa cara supaya anak lebih tertarik dan lebih paham saat belajar perkalian, yaitu dengan
cara para pengajar atau guru bisa menggunakan sebuah media visual contohnya seperti bahan alam.
Bahan alam ini dapat berupa daun, batang atau ranting pohon, batu-batuan, dll yang ada di lingkungan
sekitar anak sehingga mudah ditemui.
Media bahan alam tersebut mempunyai manfaat sebagai media pembelajaran misalnya seperti,
anak menjadi lebih tertarik atau gemar untuk belajar matematika karena saat anak berhitung terdapat
sebuah media visual yang memberikan pengalaman bermain dan belajar yang bersifat nyata, sehingga
anak dapat belajar matematika sekaligus mengeksplorasi lingkungannya dengan mudah.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pengetahuan matematika merupakan kemampuan yang dapat dikuasai oleh anak – anak dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan sehari – hari. Pembelajaran
matematika ini sudah dapat diperkenalkan pada anak sejak dini seperti mengenalkan konsep bilangan,
pola – pola, pengumpulan dan pengaturan pada tampilan data awal anak dalam mengambil mainan yang dia inginkan. Pengenalan konsep perkalian pada anak usia dini menggunakan media bahan alam
membuat belajar menjadi menyenangkan dan membuat anak menjadi tertarik, karena belajar sambil
mengeksplor lingkungan sekitarnya. Dan melalui pengenalan konsep perkalian ini perkembangan
kognitif anak menjadi berkembang, karena melalui media bahan alam ini memberikan hasil yang
konkrit dari konsep perkalian, salah satunya itu penjumlahan berulang.
Saran
Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan kepada guru PAUD dapat menggunakan media
pembelajaran yang optimal dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.
Dalam upaya meningkatkan kecerdasan konsep perkalian matematika bagi AUD dengan menggunakan
bahan media alam kepada lembaga-lembaga PAUD disarankan dapat memasukkan kegiatan ini dalam
program-program kurikulum paud sebagai upaya dalam peningkatan proses kegiatan pembelajaran
maupun bermain bagi AUD, khususnya dalam perkembangan kecerdasan konsep perkalian matematika
bagi AUD dengan menggunakan bahan media alam yang merupakan bagian dari aspek perkembangan
kecerdasan anak yang harus dikembangkan pada AUD. Memberikan arahan kepada guru atau pendidik
untuk membuat suatu kegiatan dengan menggunakan metode eksperimen yang akan melibatkan peran
aktif siswa dalam melakukan percobaan dan pembelajaran matematika perkalian menggunakan bahan
media alam. Selanjutnya, menyediakan peralatan dan fasilitas untuk melakukan eksperimen tersebut
dalam pembelajaran matematika perkalian menggunakan bahan media alam. Penelitian ini diharapkan
dapat mengembangkan media pembelajaran yang lainnya untuk kegiatan perkalian menggunakan bahan
media alam mengingat bahwa pengembangan pembelajaran perkalian menggunakan bahan media alam
juga merupakan bagian dari kemajuan ilmu dan pengetahuan.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih kepada Ibu Lathipah Hasanah selaku dosen mata kuliah Matematika Untuk Anak
Usia Dini, Terima kasih juga kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan masukkan
dalam proses penyelesaian jurnal mengenai “Pengenalan Konsep Perkalian Pada Anak Usia Dini
Menggunakan Media Bahan Alam”. Semoga isi dari jurnal ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Salam : Soft Pulsa Murah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar